01/01/13

ANTARA “IMRA’AH” DAN “ZAUJ” DALAM AL-QUR’AN

3



Ada pertanyaan menarik dari seorang teman, pertanyaan ini didapatnya dari salah seorang gurunya. Begini pertanyaannya:

"Apakah bedanya penggunaan kata 'imra'ah' dan 'zauj' dalam Al-Qur'an yang keduanya bermakna istri".

"Wah, sampai saat ini saya secara pribadi belum tau dan belum menemukan perbedaannya!" jawabku


Kata temanku menirukan jawaban gurunya, ada perbedaan antara penggunaan kata "imra'ah" dan "zauj" yang keduanya bermakna istri dalam Al-Qur'an. Katanya, perbedaannya adalah kata "imra'ah" itu digunakan dalam Al-Qur'an jika merujuk kepada istri yang TIDAK DINIKAH SESUAI SYAR'I. Berbeda dengan "zauj". Itu jawaban gurunya.

"Apa argumentasinya?" tanyaku.

Alasannya adalah disebutkan dalam surat Al-Lahab: 4; kata "wam ra'atuhu" itu merujuk kepada istrinya Abu Lahab. Dan isrtinya Abu Lahab tidak dinikah sesuai syar'i.

Berbeda dengan kata "Zauj" atau jamaknya "Azwaj", di dalam surat Al-Baqarah: 35; ayat yang berbunyi:
وقلنا يا آدم اسكن أنت وزوجك الجنة وكلا منها رغدا حيث شئتما ولا تقربا هذه الشجرة فتكونا من الظالمين
Dan surat Al-Ahzab: 59; yang berbunyi:
 ياأيها النبي قل لأزواجك وبناتك ونساء المؤمنين يدنين عليهن من جلابيبهن

Jika istrinya Abu Lahab maka dikatakan "imra'atuhu" yang secara bahasa berarti "wanitanya Abu Lahab". Berbeda dengan Nabi Muhammad shallaAlahu alaihi wasallam dengan redaksi "Azwajika" atau istrinya Nabi Adam alaihissalam dengan "Zaujuka" yang secara bahasa artinya istrinya.

*****

"Oh, begitu!" pada awalnya saya mengiyakan saja pertanyaan dan jawaban tadi. Alasannya cukup logis. Tapi, dalam hati seperti ada yang masih mengganjal argumentasi tadi. Pertama, karena saya belum pernah menemukan di kitab-kitab tafsir, istinbath seperti itu. Kedua, apa iya semua kata "Imra'ah" itu berarti semua istri yang tidak dinikah secara benar sesuai Syariat?

Akhirnya, saya kumpulkan ayat-ayat yang menggunakan redaksi "Imra'ah" yang berarti istri dalam Al-Qur'an. Inilah hasil investigasi saya.

KATA “IMRA’AH” dalam Al-Qur'an

1.      Imra’atu Abi Lahab
  • Surat Al-Lahab: 4
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

Memang iya, ayat ini menggunakan kata "imra'atuhu" yang bermakna istrinya Abu Lahab. Bolehlah ini dijadikan alasan guru dari teman saya itu.

2.    Imra’atu al-Aziz
  • Surat Yusuf: 30
وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Kedua, saya temukan kata "imra'ah" pada ayat yang berbicara tentang istri Aziz pada cerita Yusuf alihi as-Salam. Mulai dari sini sebenarnya ada rasa janggal.

3.    Imra’atu Fir’aun
  • Surat At-Tahrim: 11
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

Ketiga yang saya temukan adalah kata "imra'ah" ini merujuk kepada istri Fir'aun. Dari tiga ayat ini, bolehlah dijadika hujjah jika pernikahan ketiga istri ini tidak benar secara Syar'i. Tapi ada ayat lain.

4.    Imra’atu Nuh
  • Surat At-Tahrim: 10
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا

Dari sini muncul kejanggalan dari argumentasi diatas. "Imra'ah" di ayat ini merujuk kepada istri dari Nabi Nuh. Pertanyaannya, apakah pernikahan Nabi Nuh itu tidak sesuai dengan Syar'i? Tidak hanya Nabi Nuh, selanjutnya:

5.     Imra’atu Luth
  • Surat At-Tahrim: 10
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا

Istri Nabi Luth alihissalam juga dalam Al-Qur'an dengan redaksi "Imra'atu Luth". Apakah juga Luth tidak menikahi istrinya dengan Syar'i? Ada juga:

6.    Imra’atu Imran
  • Surat Ali Imran: 35
إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Ada juga Imra'atu Imran, istri dari Imran yang nantinya menjadi Ibu dari Maryam yang nantinya melahirkan Isa Alihi as-Salam.

7.     Imra’atu Zakariyya
  • Surat Maryam: 5
وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا

Apakah juga dikatakan "imra'atu Zakariyya", istrinya Zakariyya juga pernikahannya tidak sesuai Syar'i? sepertinya semakin jauh Argumentasi pernyataan diatas.

8.    Imra’atu Ibrahim
  • Surat Hud: 71
وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ

Terakhir yang saya temukan adalah "imra'atu Ibrahim", istrinya Ibrahim.

Jika berangkat dari Pernyataan guru teman saya diatas, bahwa kata "Imra'ah" yang berarti istri yang dinikahi TIDAK DENGAN SYAR"I, maka sepertinya menurut saya kok kurang pas. Mengingat kata "Imra'ah" juga dipakai dalam merujuk istri para Nabi pula.

Ini pendapat saya, yang mungkin berbeda dengan dengan pendapat guru teman saya tadi. waAllahu a'lamu bisshawab

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Maaf stad... trus apa bedanya? Postingan ini masih menjanggal

Unknown mengatakan...

Imra'ah itu walaupun pernikahan sesuai dengan syar'ie, tetapi jika pasangan tersebut tidak mempunyai anak hasil pernikahan, isterinya juga dipanggil imra'ah

Unknown mengatakan...

Imra'ah itu walaupun pernikahan sesuai dengan syar'ie, tetapi jika pasangan tersebut tidak mempunyai anak hasil pernikahan, isterinya juga dipanggil imra'ah

Posting Komentar